KABARINDONESIANEWS.COM — Tidore Kepulauan. Kondisi Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Maidi di Desa Maidi, Kecamatan Oba Selatan, Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara, kini memprihatinkan. Sejumlah bagian bangunan dan fasilitas penunjang kegiatan belajar mengajar mengalami kerusakan berat, sehingga membutuhkan perhatian serius dari Dinas Pendidikan setempat.
Pada Sabtu (8/11/2025), tim media Kabarindonesianews.com melakukan peninjauan langsung ke lokasi sekolah dan bertemu dengan Kepala SDN 2 Maidi, Abdul Hamim Taha. Dalam kunjungan tersebut, tampak kondisi bangunan sekolah yang memerlukan perbaikan segera, mulai dari ruang kelas, ruang guru, hingga perpustakaan.
Menurut Abdul Hamim, kerusakan di sekolah tersebut sudah terjadi sejak lama dan hingga kini belum mendapat penanganan yang berarti.
“Atap kantor bocor, lantai dan plafon rusak, dinding retak, dan perpustakaan sudah tidak layak digunakan. Kondisi ini sudah berlangsung bertahun-tahun dan membutuhkan renovasi berat dari Dinas Pendidikan Kota Tidore Kepulauan,” ujarnya.
Abdul Hamim menambahkan, pihaknya memang pernah menerima bantuan renovasi ringan dari Dinas Nakertrans. Namun hingga saat ini, belum ada langkah konkret dari pihak kontraktor yang ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
“Kami masih menunggu kapan perbaikan itu akan dilakukan,” ungkapnya.
Selain kerusakan bangunan, Abdul Hamim juga menyoroti kebutuhan pembangunan pagar di bagian belakang sekolah. Menurutnya, pagar sangat dibutuhkan untuk menjamin keamanan para siswa selama kegiatan belajar.
“Pagar sangat penting karena sering ada hewan buas seperti buaya dan ular masuk ke area sekolah dan mengganggu aktivitas siswa,” jelasnya.
Kondisi ini juga memicu keprihatinan dari sejumlah orang wali murid. Mereka berharap Pemerintah Kota Tidore Kepulauan dan Dinas Pendidikan segera menindaklanjuti permasalahan tersebut.
“Kami ingin agar sekolah ini segera diperbaiki, baik melalui renovasi berat maupun pembangunan baru, agar anak-anak kami bisa belajar dengan aman dan nyaman,” kata salah satu orang tua siswa yang enggan disebutkan namanya.
Di sisi lain, masyarakat mulai mempertanyakan efektivitas penggunaan dana pendidikan, termasuk Dana Alokasi Khusus (DAK), yang seharusnya digunakan untuk rehabilitasi ruang belajar dan fasilitas sekolah.
“Setiap tahun ada bantuan dari APBD, tapi kondisi sekolah malah semakin rusak. Kami bertanya-tanya ke mana dana tersebut digunakan,” ujar seorang warga.
Warga dan pihak sekolah berharap agar Pemerintah Kota Tidore Kepulauan bersama Dinas Pendidikan segera turun tangan melakukan perbaikan menyeluruh. Mereka juga meminta agar pengawasan terhadap pelaksanaan bantuan renovasi diperketat agar tepat sasaran.
Dengan adanya langkah nyata dari pemerintah daerah dan dinas terkait, diharapkan SDN 2 Maidi dapat kembali menjadi tempat belajar yang aman, nyaman, dan layak bagi siswa-siswi di Desa Maidi, serta mampu mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas.
Kaperwil Malut melaporkan: (Munces)

















